Lensa mahasiswa
Media pers IAI At-Taqwa Bondowoso- bergerak lewat tulisan bergerak dengan karya
Berita  

Pemilihan Koordinator Zona 1 BEM PTNU; DEMA IAI At-Taqwa Soroti Tantangan Pesantren NU

NU sering kali ditunggangi kepentingan politik praktis

Bondowoso, 22 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Jawa Timur Zona 1 menggelar seminar dan pemilihan koordinator daerah (Korda) yang berlangsung di kampus IAI At-Taqwa Bondowoso. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Nahdlatul Ulama untuk memperkuat sinergi, merefleksikan peran pesantren, serta meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, serta perwakilan pengurus wilayah BEM PTNU Jawa Timur. Selain itu, hadir pula Presiden Mahasiswa (Presma) IAI At-Taqwa, dan delegasi BEM se-Tapal Kuda atau Zona 1.
Kehadiran para tokoh kampus dan mahasiswa dari berbagai daerah menunjukkan semangat kebersamaan dalam memperkuat jaringan intelektual dan gerakan mahasiswa di bawah naungan Nahdlatul Ulama.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAI At-Taqwa Bondowoso menyoroti kondisi pesantren, khususnya pesantren NU, yang belakangan ini sering menjadi sasaran narasi-narasi negatif di ruang publik.
Menurutnya, situasi tersebut seharusnya menjadi bahan renungan bersama bagi warga NU. Ia menegaskan bahwa setidaknya ada lima hal penting yang perlu diperhatikan oleh Nahdlatul Ulama ke depan:

  1. NU sering kali ditunggangi kepentingan politik praktis,
  2. Terlalu fokus pada simbol dan penampilan lahiriah,
  3. Aspek ekonomi umat yang belum terkelola maksimal,
  4. Proses regenerasi kader yang belum merata, dan
  5. Pentingnya penguatan identitas keilmuan pesantren di tengah arus modernitas.

Ia menekankan bahwa pesantren, sebagai basis intelektual dan spiritual umat, perlu kembali menjadi pusat nilai yang melahirkan generasi berakhlak, kritis, dan mandiri secara ekonomi. “Hari Santri bukan hanya perayaan seremonial, tapi momentum untuk menata kembali arah perjuangan santri dan NU agar tetap berpihak pada umat,” ujarnya dalam sambutan.

Sementara itu, perwakilan BEM PTNU Jawa Timur menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai BEM PTNU Zona 1 telah menunjukkan konsolidasi yang solid dan menjadi contoh bagaimana mahasiswa NU mampu membangun ruang dialog, gagasan, dan kerja nyata. “Gerakan mahasiswa NU harus berdampak, bukan sekadar eksis,” tegasnya.

Dengan terselenggaranya seminar dan pemilihan Korda ini, BEM PTNU Jawa Timur Zona 1 menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan gerakan mahasiswa yang berlandaskan nilai Ahlussunnah wal Jama’ah, memperkuat jaringan antar kampus, serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan umat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *