Oleh : Alfandy Dzulqornain
(Mahasiswa program studi PAI IAI At-taqwa Bondowoso)
Istilah “organisasi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “organon”, yang berarti “alat” atau “bagian”. Dalam bahasa Latin, kata yang serupa adalah “organum”, dengan arti yang sama. Secara etimologis, “organisasi” juga berkaitan dengan “to organize”, yang berarti menyusun bagian-bagian terpisah menjadi suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi internal maupun eksternal di kampus adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan jiwa kepemimpinan (Leadership). Berorganisasi adalah kegiatan yang dapat melatih kita untuk bermasyarakat dengan bijak, agar dapat merealisasikan makna dari hadits Rasulullah
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5787).
Dengan arti luas, segala kegiatan yang ada di dalamnya dapat kita petik suatu pelajaran, untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, dengan catatan sesuai dengan ajaran syari’at
Baru baru ini seorang konten kreator Agen cripto mengkritiki mahasiswa yang mengikuti organisasi. Baginya organisasi tak pantas diikuti karena tidak adanya bayaran di dalamnya. Meskipun ada, itupun tidak seberapa. Namun ada perkataan yang selayaknya kita kritisi bersama-sama, tentang dia yang mengatakan “Hanya orang “tolol” yang masuk kedalam organisasi,” Sungguh mengharukan bukan? Bukankah Organisasi adalah salah satu jalan untuk menumbuhkan rasa kepemimpinan pribadi? Dan masih banyak lagi pembelajaran yang dapat kita petik di dalamnya.
Pernyataan dari Agen cripto seperti di atas memicu kegeraman, terutama bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Memasuki sebuah Organisasi itu, pada dasarnya tumbuh dari Motifasi intrinsik. Di dalamnya tidak bisa kita katakan bahwa Organisasi adalah wadah untuk menghasilkan uang (melengkapi kebutuhan sehari hari), tetapi Untuk pengembangan keterampilan, jaringan dan relasi, pengalaman dan pengetahuan, kontribusi sosial, yang pada intinya adalah kepada pengembangan potensi diri untuk bisa disalurkan kepada kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat.
Selain itu, pada akhirnya kita menemukan dalam proses berorganisasi, khususnya kepada jangkauan personal yang memiliki keahlian dalam bidang ekonomi seperti berbisnis dan semacamnya, yaitu ilmu yang dapat diterapakan sehari-hari, walaupun tujuan utama berorganisasi bukanlah untuk mencari uang ataupun bayaran.
Semoga dengan adanya pernyataan ini, Kita dapat menyikapi secara kritis, bukan langsung menerima dan membenarkan yang sebenarnya keliru, Salam Pers Mahasiswa





