Bondowoso – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian dan Kearifan Lokal IAI At-Taqwa Bondowoso berkolaborasi dengan Musholla Rohmatul Ummah sukses menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selama empat hari berturut-turut, 18–21 September 2025.
Acara yang ditutup dengan Ngaji dan Bersholawat ini dihadiri ribuan jamaah dari kalangan mahasiswa, santri, hingga masyarakat umum. Malam puncak berlangsung khidmat, dipimpin para masyayikh Majelis Sholawat Syabab.
Ketua UKM Kesenian dan Kearifan Lokal, Iqomul Haqqi, menyebut acara ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa bisa hadir sebagai penggerak kegiatan sosial-religius. “Sebagai mahasiswa PIAUD Fakultas Tarbiyah, saya melihat acara ini adalah ruang belajar sekaligus pengabdian kepada masyarakat,” kata Iqomul.
Menurutnya, kolaborasi dengan musholla menjadi kunci keberhasilan acara. “Masyarakat sangat antusias. Kami ingin menunjukkan bahwa kampus dan warga bisa berjalan bersama dalam merawat tradisi Islami,” ujarnya.
Rangkaian perayaan dimulai 18 September dengan lomba mewarnai kaligrafi untuk anak-anak madrasah dan PAUD. Kegiatan ini bertujuan menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an sejak usia dini melalui media seni.
Pada hari kedua, 19 September, perlombaan tiup gelas plastik dan estafet balon menghadirkan suasana riang. Meski sederhana, lomba ini berhasil mempererat hubungan antarwarga yang hadir.
Kirab santri pada 20 September menjadi sorotan sebelum malam puncak. Ratusan santri berbaris rapi membawa bendera Islami dan melantunkan sholawat serta takbir. Warga menyambut sepanjang jalur kirab, menambah semarak acara.
Selepas kirab, panitia membagikan hadiah lomba sekaligus menampilkan bakat santri. Mulai dari tilawah Al-Qur’an, sholawat, hingga kreasi seni Islami, menjadi tontonan yang memikat sekaligus sarana ekspresi diri bagi santri.
Pembina UKM Kesenian dan Kearifan Lokal, Kurnia Astutik, M.Pd, menilai kegiatan ini menguatkan peran mahasiswa sebagai penghubung antara kampus dan masyarakat. “Perayaan Maulid Nabi bukan hanya ritual. Ini ruang mahasiswa belajar memimpin, berorganisasi, sekaligus merawat tradisi,” ujar Kurnia.
Ia menekankan, perpaduan kreativitas mahasiswa dengan semangat religius masyarakat menjadi daya tarik tersendiri. “Saya bangga melihat mahasiswa mampu menghadirkan acara yang meriah, tapi tetap khidmat,” katanya.
Panitia menyebut jumlah jamaah yang hadir pada malam puncak melampaui perkiraan. Antusiasme besar ini dipandang sebagai bukti kuat bahwa sholawatan masih relevan di era sekarang.
Dengan doa bersama, seluruh rangkaian kegiatan resmi ditutup. Panitia berharap tradisi perayaan Maulid Nabi seperti ini dapat terus dijaga sebagai bentuk syiar Islam sekaligus media pendidikan sosial bagi generasi muda











